LAPORAN PENGARUH KUANTITAS Saccharomyces cerevisiae
(RAGI) TERHADAP KUALITAS TAPE KETAN HITAM
Diajukan untuk memenuhi ujian
praktek mata pelajaran Biologi kelas XII IPA 2 tahun pelajaran 2014/2015
Guru pengampu:
Ida RosmawatiSPd, M.M
Disusun oleh kelompok 4 kelas XII IPA 2:
1.
Damdam Taufik R (NIS: 121310041)
2.
Dhiya Rifdah S (NIS: 121310056)
3.
Fitriani Pratiwi (NIS:
121310100)
4.
Galan Aji SP (NIS: 121310101)
5.
Lely Tri Wahyuni (NIS:
121310142)
6.
Mellyna (NIS: 121310158)
7.
Rida Nugraha (NIS:
121310227)
8.
Ulfa Alya ZA (NIS: 121310296)
DINAS
PENDIDIKAN KABUPATEN TASIKMALAYA
SMA NEGERI 1
SINGAPARNA
Jl. Pahlawan KHZ. Mustafa SingaparnaTasikmalaya 46471
Telp (0265) 545203 Fax (0265) 541499
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,sehingga dapat
menyelesaikan laporan penelitian ini dengan tepat waktu. Dengan judul “Pengaruh kuantitas Saccharomyces cerevisiae (ragi) terhadap kualitas
pembuatan tape ketan hitam”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari pihak
terkait,laporan penelitian ini sulit untuk di selesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih sedalam–dalamnya
atas segenap bantuan yang telah di berikan dalam kaseluruhan pembuatan laporan
penelitian kepada :
1.
Drs.
Anda Sujana M.Pd, selaku kepala SMA Negeri 1 Singaparna
2.
Asep
Yadi SS.Pd, M.M selaku wali kelas XII-IPA 2
3.
Ida
Rosmawati SPd, M.M selaku pembimbing pelajaran
biologi
4.
Orang
tua penulis yang telah memberikan dana untuk proses pembuatan makalah ini
5.
Teman-teman
yang telah memberikan dorongan kepada penulis
Dalam pembuatan laporan ini, penulis
telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa laporan ini
masih banyak kekurangannya.Untuk itu penulis harapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan penelitian yang akan datang dan berharap
dengan terselesainya laporan ini dapat memberikan informasi kepada para
pembaca.
Tasikmalaya , Januari 2015
Penyusun
.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Hipotesis............................................................................................. 2
D. Tujuan................................................................................................. 2
E. Manfaat............................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Fermentasi...................................................................... 3
B. Beras Ketan........................................................................................ 3
C. Tape..................................................................................................... 4
D. Ragi Tape............................................................................................ 6
BAB III METODE PENELITIAN
A. Proses
Penelitian............................................................................... 8
B. Alat dan Bahan................................................................................... 8
C. Langka Kerja...................................................................................... 8
D. Tabel Hasil
Pengamatan................................................................... 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 11
B. Saran.................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 12
LAMPIRAN............................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bioteknologi adalah pemnafaatan
prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk
dan jasa guna kepentingan manusia. Bioteknologi dapat digolongkan menjadi
bioteknologi modern dan konvensional/tradisional. Bioteknologi modern merupakan
bioteknologi yang menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu penulis
dalam proses kultur jaringan dan pengkloningan, sedangkan bioteknologi
konvensional/tradisional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan kemampuan
mikroorganisme melalui proses fermentasi. Misalnya fermentasi pada tape.
Tape merupakan makanan tradisional yang cukup terkenal di Indonesia. Pada
umumnya, bahan dasar pembuatan tape dapat berupa singkong, dan beras ketan.
Fermentasi pada tape dilakukan oleh mikroorganisme-mikroorganisme penghasil
enzim fermentase dan enzim-enzim lainnya yang dibutuhkan pada proses
fermentasi. Mikroorganisme tersebut terdapat pada ragi.
Ragi atau yang sering disebut sebagai “Saccharomyces cerevisiae” adalah
starter untuk membuat tape beras ketan atau tape singkong . Di dalam ragi ini
terdapat mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula
sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol . Kemampuan
ragi dalam mengubah karbohidrat menjadi glukosa dan mengubahnya lagi menjadi
alkohol, asam asetat, dan air tergantung pada beberapa hal salah satunya adalah
massa ragi.
Jika ragi yang digunakan memiliki
kuantitas yang pas dan proses pembuatannya benar, maka tape yang dihasilkan
akan mempunyai kualitas yang baik. Untuk itu, berdasarkan uraian diatas penulis
akan melakukan praktek dengan judul “Pengaruh Kuantitas Saccharomyces cerevisiae (Ragi) terhadap Kualitas Tape Ketan Hitam ”
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
cara pembuatan tape ketan hitam?
2.
Apakah kuantitas ragi berpengaruh
terhadap kualitas tape ketan hitam?
3.
Bagaimana
proses fermentasi pada tape ketan hitam?
4.
Mikroorganisme
apa saja yang membantu fermentasi tape ketan hitam?
C.
Hipotesis
1.
Hipotesis
nol: Tidak ada pengaruh pemberian ragi terhadap ketan dalam proses pembuatan
tape ketan hitam.
2.
Hipotesis
alternative:
Kuantitas ragi
berpengaruh terhadap kualitas tape ketan hitam.
D.
Tujuan
1.
Untuk memenuhi ujian praktek Biologi kelas
XII IPA 2 tahun ajaran 2014/2015
2.
Untuk
memberikan informasi cara pembuatan tape ketan hitam
3.
Untuk mengetahui kuantitas ragi dalam
pembuatan tape ketan hitam yang berkualitas
4.
Untuk
mengetahui proses fermentasi pada
pembuatan tape ketan hitam
5.
Untuk
mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan tape ketan hitam
E.
Manfaat
Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
di harapkan bagi generasi muda dan masyarakat pada umumnya dapat mempraktikkan
cara pembuatan tape ketan hitam yang berkualitas secara mudah dan sederhana di rumah
dan di tempat lainnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. .
Pengertian
Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel dalam keadaan anaerobic atau tanpa oksigen. Cara umum
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobic, akan tetapi terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobic dengan tanpa electron eksternal. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hydrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan
dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam
fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol
lainnya. Ragi juga bisa digunakan dalam pembuatan tape ketan
hitam.
Dalam pembuatan
tape ketan hitam mikroorganisme yang berperan adalah Saccharomyces cerevisia.(ragi). Mikroorganisme ini dapat menfermentasi glukosa
menjadi alcohol dan karbondioksida.
B.
Beras Ketan
Kata "beras" mengacu pada bagian bulir padi
(gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi
disebut 'palea' (bagian yang ditutupi)dan 'lemma' (bagian yang menutupi). Pada
salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian
luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu,
atau bahkan hitam, yang disebut beras. Beras dari padi ketan disebut ketan. Kandungan beras
Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati
(sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian
aleuron), mineral, dan air.
Pati beras
tersusun dari dua polimer karbohidrat:
1. Amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
2. Amilopektin, pati dengan struktur
bercabang dan cenderung bersifat lengket
Perbandingan
komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau
tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir
sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras
pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya
terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras. Macam dan warna beras :
1. Beras "biasa" yang
berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan
kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.
2. Beras merah, akibat aleuronnya
mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah
atau ungu.
3. Beras hitam, sangat langka,
disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas
tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
4. Ketan (atau beras ketan), berwarna
putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Ketan hitam, merupakan versi ketan
dari beras hitam.
C.
Tape
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang tidak
asing lagi dan terkenal di mana-mana, murah, lezat, menyenangkan dan mengandung
bakteri prebiotic. Penyebab timbulnya bakteri prebiotic adalah proses
fermentasi pada tape yang menggunakan ragi.
Selama fermentasi, tape mengalami perubahan
biokimia akibat aktifitas mikroorganisme. Pada dasarnya semua bahan pangan yang
kaya akan karbohidrat dapat diolah menjadi tape. Berdasarkan bahan bakunya
dikenal berbagai jenis tape yaitu tape beras ketan, tape singkong, tape beras, ubi jalar dan tape sukun.
Akan tetapi kebanyakan tape yang sering di kenal atau popular adalah tape
singkong dan tape beras ketan.
Dalam proses pembuatan tape diperlukan
kecermatan, kebersihan ragi dan bahan dasar pembuatan tape ketika digunakan
amat penting. Hal itu di maksudkan agar tape yang kita buat tidak dicemari oleh
bakteri lain. Apabila dalam proses pembuatan tape tercemari oleh bakteri lain,
maka proses fermentasi akan terhambat. Selain itu dikhawatirkan apabila bakteri
yang sering mengeluarkan racun mencemari tape yang dibuat. Hal itu dapat
membahayakan kesehatan. Oleh sebab itu, keseterilan bahan dan alat serta
kecermatan dalam proses pembuatan tape sangat penting.
Agar di hasilkan tape yang manis, selain
lama fermentasi, pemberian ragi secukupnya, serta penutupan yang sempurna
selama proses fermentasi berlangsung harus diperhatikan. Lamanya proses
fermentasi ini sebaiknya jangan lebih dari tiga hari. Jika lewat batas maksimum
dan pemberian ragi terlalu banyak nanti tapenya lembek dan terasa masam.
Rasa masam disebabkan pati yang diubah oleh
enzim amylase menjadi gula (sukrosa).Enzim invertase mengubahnya lagi menjadi
glukosa.Hasilnya berupa alcohol. Jika proses fermentasi terlalu lama alcohol
akan menghasilkan asam asetat, sehingga dapat menghasilkan tape yang rasanya
masam. PH atau kadar asam asetat yang tinggi dalam tape dapat mempengaruhi cita
rasa tape, malah dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Proses fermentasi yang
terlalu lama dapat menghasilkan air tape yang cukup banyak. Rasa manis pada
tape akan berkurang. Dalam proses fermentasi, glukosa enzim glikolisin akan
pecah dan menghasilkan karbondioksida, air, serta energy. Energy diperlukan
oleh enzim amilasae, interfertase dalam hal proses fermentasi.
Tape yang berkualitas dihasilkan dari proses fermentasi
dan penggunaan dengan bahan dasar secara benar. Manfaat tape sangat bagus untuk
menghangatkan tubuh, karena mengandung alcohol. Namun, bila di makan berlebihan
akan menyebabkan memabukkan
.
D.
Ragi Tape
Pembuatan tape melibatkan
banyak mikroorganisme, Mikroorganisme yang terlibat adalah kapang dan khamir.
Yang termasuk bakteri kapang yaitu Endomycopis
fibuliger dan Chlamydomour oryzae.
Sedangkan yang termasuk bakteri khamir yaitu Saccharomycopsis fibuligera, Saaccaromycopsis
malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam
menghasilkan tape.
Mikroorganisme
dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan
memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana
(disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi. Kemudian
khamir akan merubah sebagian gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah
yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape.
Semakin
lama tape itu dibuat , semakin kuat alkoholnya. Banyak ragi yang digunakan
disesuaikan dengan jumlah ketan hitam. Jumlah ragi yang terlalu banyak akan
mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan tape yang terbentuk lembek.
Sedangkan jumlah ragi yang terlalus sedikit dapat menyebabkan tape yang
dibentuk tidak manis dan terasa keras.
Saccharomyces cerevisiae
Kingdom: Fungi
Subkingdom: Dikarya
Phylum: Ascomycota
Subphylum: Saccharomycotina
Class: Saccharomycetes
Order: Saccharomycetales
Family: Saccharomycetaceae
Genus: Saccharomyces
Species: Cerevisiae
Subkingdom: Dikarya
Phylum: Ascomycota
Subphylum: Saccharomycotina
Class: Saccharomycetes
Order: Saccharomycetales
Family: Saccharomycetaceae
Genus: Saccharomyces
Species: Cerevisiae
BAB III
METODE PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan tentang pembuatan tape ketan, terdapat jamur Saccharomyces
cerevisiae yang dapat membusukkan ketan. Tape menjadi asam atau manis dan
mengandung alcohol (etanol). Rasa masam di sebabkan pati yang diubah oleh enzim
amylase menjadi gula (sukrosa). Dalam proses fermentasi, glukosa enzim
akan pecah dan menghasilkan karbondioksida (CO2), air, serta energy.
A. Proses
Penelitian
Dalam
penelitian ini lokasi atau tempat yang kami gunakan adalah dapur salah satu
anggota kelompok penelitian yaitu di rumah Ulfa Alya dan
waktunya yaitu setelah pulang sekolah pada pukul 15.30.
B. Alat Dan Bahan
Alat yang
digunakan adalah 1 buah baskom kecil, kompor, 1 buah panci, 1 buah centong, 1 buah dandang, 1 helai kain penyaring,
1 buah tampah, dan 2 buah toples.
Bahan-bahan
yang digunakan yaitu beras ketan hitam sebanyak 1 kg, ragi
tape sebanyak 10 gram dan air mineral
sebanyak 1000cc
C.
Langkah Kerja
Pertama-tama beras ketan
dicuci sampai bersih. Setelah
dicuci bersih, ketan direndam selama 5 menit. Kemudian ditiriskan.
Setelah itu air dipanaskan
sampai mendidih. Lalu beras ketan yang telah ditiriskan dimasukan kedalam panci
yang berisi air mendidih. Setelah semua air sudah terserap ke dalam beras
ketan, angkat ketan lalu diletakkan di dandang yang sudah ada penyaringnya. Setelah itu dikukus selama 20 menit.
Setelah matang, kemudian ketan diangkat
dengan penyaringnya
dan dituangkan ke tampah. Kemudian diratakan. Biarkan sampai ketan
dingin. Setelah itu, ketan dibagi menjadi 2 bagian. Ragi diremukan dan taburkan 5 gram ragi ke ketan
A dan 2,5 gram ragi ke ketan B. Masing-masing ragi dan ketan diaduk sampai
merata. Kemudian ketan A dimasukan ke toples A dan ketan B dimasukan ke toples
B. Diamkan lebih kurang selama dua hari dua malam (sampai matang). Tape siap
dikonsumsi.
D.
Tabel hasil pengamatan
Perlakuan
|
Kecepatan
|
Rasa
|
Aroma
|
Warna
|
Tekstur
|
||
Hari ke-1
|
Hari ke-2
|
Hari ke-3
|
|||||
Pemberian ragi 2,5 gram
|
Belum matang
|
Agak matang
|
Matang
|
Asam sedikit manis
|
Wangi khas tape
|
Ungu tua pucat
|
Lengket dan keras
|
Pemberian ragi 5 gram
|
Agak matang
|
Matang
|
Matang
|
Asam manis
|
Wangi khas tape
|
Ungu tua pekat
|
Lengket dan lunak
|
Analisis Data
Berdasarkan
tabel data hasil pengamatan.
(a)
Kecepatan
kematangan tape ketan pada kedua perlakuan tersebut bervariasi. Tape ketan pada
pemberian ragi 2,5 gram matang pada hari ke-3, sedangkan tape ketan pada
pemberian ragi 5 gram matang pada hari ke-2. Jadi, perlakuan tape ketan pada
pemberian ragi 5 gram lebih cepat matang dari pada perlakuan tape ketan pada
pemberian ragi 2,5 gram. Itu terjadi karena ragi mempunyai kemampuan untuk
mempercepat kematamngan pada tape ketan.
(b)
Rasa
pada kedua perlakuan tape ketan tersebut bervariasi . Rasa tape ketan dengan
pemberian ragi 2,5 gram asam sedikit manis, sedangkan rasa tape ketan dengan
pemberian ragi 5 gram asam manis . Itu di sebabkan karena takaran ragi yang
diberi berbeda-beda.Tape ketan yang diberi ragi 5 gram mempunyai rasa lebih
masih karena hasil fermentasi hidrolisis pati menjadi maltosa dan glukosa lebih
banyak didapatkan dibanding dengan tape ketan yang diberi ragi 2,5 gram. Sehingga,
rasanya pun lebih manis.
(c)
Aroma
pada kedua perlakuan tape ketan tersebut sama yaitu berbau alkohol khas tape.
Aroma ini di dapatkan karena glukosa difermentasi menjadi asam organik dan
etanol. Dan etanol ini yang menimbulkan aroma alcohol yang khas tape yang
sangat kuat.
(d)
Warna
pada kedua perlakuan tape ketan tersebut bervariasi. Warna pada pemberian ragi
2,5 gram yaitu ungu tua pucat, sedangkan warna pada pemberian ragi 5 gram yaitu
ungu tua pekat. Kecepatan kematangan tape ketan sangat berpengaruh pada warna
yang dihasilkan. Semakin cepat fermentasi selesai maka warna yang dihasilkan
semakin pekat. Begitu juga sebaliknya, semakin lama fermentasi selesai maka
warna yang dihasilkan semakin pucat/pudar.
(e)
Tekstur
pada kedua perlakuan tersebut bervariasi .Tekstur tape ketan pada pemberian
ragi 2,5 gram yaitu lengket dan keras, sedangkan tekstur tape ketan pada
pemberian ragi 5 gram lengket dan lunak. Tekstur tape ketan pada pemberian ragi
5 gram lebih lunak dibandingkan tekstur tape ketan pada pemberian ragi 2,5 gram
dikarenakan takarannya lebih banyak.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tabel data dan
analisis data dapat disimpulkan bahwa perbedaan kuantitas ragi yang diberikan pada ketan
akan membedakan dalam hal kecepatan kematangnya, rasanya, warnanya dan teksturnya. Sedangkan aroma kedua perlakuan
tersebut sama yaitu bau alcohol khas tape. Telah dibuktikan dalam penelitian kami tentang pembuatan
tape ketan hitam yang menunjukan bahwa tape yang diberikan 5 gram lebih cepat
matang dibandingkan dengan tape ketan yang diberikan 2,5 gram ragi dalam jumlah
beras ketan hitam yang sama yaitu kg. Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula, dan oleh ragi
gula dirubah menjadi alcohol, sehingga ketan menjadi lunak, berair, manis, dan
berbau alkohol. Alasan karena
dalam proses pembuatan tape ketan hitam itu ditutup yaitu karena selama
proses fermentasi tidak memerlukan oksigen dan juga supaya lebih cepat matang dibandingkan dengan ketan yang
terbuka.
B.
Saran
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan ,
penulis menyarankan jika pembaca ingin membuat tape ketan, sebaiknya kuantitas
ragi yang digunakan untuk kg beras ketan hitam
yaitu sebanyak 5 gram. Juga dalam proses pembuatan tape ketan hitam harus
diperhatikan dalam hal kesterilan bahan dan alat serta kecermatan dalam proses
pembuatan tape ketan hitam. Kami mengharapkan agar pembuatan tape dalam praktek
selanjutnya akan lebih baik dari praktek kami. Dan lebih memperhatikan takaran
dan cara pembuatan tape. Serta mempersiapkan bahan-bahan secara rinci supaya
pembuatan tape tersebut dapat berlangsung sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
http//id.wikipedia.org/wiki/fermentasi
http//id.wikipedia.org/wiki/ragi
2004.Khazanah Pengetahuan Biologi
Edisi Pertama.Solo:PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Lenggono,Budi.2009.Biologi kelas
X.Solo:CV. Sindunata
Samsuri,Istamar.2007.IPA BIOLOGI
IX.Malang:Erlangga
Suharno.2007.BIOLOGI X.Jakarta:Erlangga
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment